I taste. I feel. I cook :)
Insting memasak sudah terbentuk sedari kecil saat ibu dan nenek memasak di dapur. saya tidak pernah diijinkan untuk ikut mengaduk, mencicipi rasa makanannya, atau pun mengetahui bumbu apa saja untuk setiap jenis makanan. Tugas saya di dapur hanya mencuci panci, uleg-kan, piring, baskom serta perabotan memasak lainnya. Tentunya dengan senang hati dilakukan, dan akhirnya mencuci piring adalah bagian dari hobi saat berada di dapur.
Di sela-sela ibu memasak, saya selalu bertanya kegunaan kunyit untuk apa, kegunaan bawang untuk apa, kegunaan lengkuas untuk apa, serta bumbu dapur lainnya. saya pun diperkenankan untuk mencicipi setiap bumbu dapur tersebut agar mengetahui rasa mentahnya. Informasi kegunaan bumbu dapur tersebut pun sering saya tanya ke nenek, juga ke sodara-sodara yang lain. Terkadang saat mencicipi satu jenis makanan, saya akan bertanya, "ini bumbu nya apa saja?" pertanyaan ini saya lontarkan ke siapapun yang berada terdekat dengan saya.
Terkadang mereka asal menyebut bumbunya. kadangkala, ada orang-orang yang berbaik hati mau berbagi resep rahasia keluarganya.
Masakan pertama yang membuat saya tertarik adalah RENDANG. jangan tanya apakah saya langsung mempraktikkan membuat rendang ini. ketertarikan dengan masakan rendang adalah ketika saya mendapat oleh-oleh dari kawan kuliah, angkatan 34 Landscape IPB. ketika mendapat resep rahasianya pun, saya tidak langsung mempraktikkan, karena saat kuliah pun saya belum diijinkan untuk memasak sendiri.
Bulan Desember 2006 saya menikah. Perubahan besar pun terjadi. Dapur menjadi daerah kekuasaan saya. tugas saya di dapur tidak hanya mencuci piring dan mencuci peralatan masak lagi. Saya harus bisa memasak. apalagi suami saya lebih suka makan di rumah, tidak suka jajan. kalo pun jajanan, lebih suka jajanannya dibuat sendiri. makanannya pun tidak mau sama, harus variatif.
Tantangan inilah yang membuat insting memasak saya muncul kembali. saya bebas bereksperimen mencoba segala macam makanan, termasuk makanan Jawa, Padang, Sunda, Bali, Manado, Mandarin, Itali, Barat.... Yeah, terkadang terbentur dengan bahan bakunya yang terbatas di supermarket. Tapi saya tidak pernah berhenti belajar.
Saat tertarik dengan satu jenis makanan ketika makan di restoran atau kafe, saya akan berusaha mengeksplor bumbu yang sedang saya makan. Tak lama kemudian saya akan mencoba nya di rumah sembari membuktikan apakah dugaan lidah saya benar atau kurang tepat.
I taste. I feel. I cook. :)
Di sela-sela ibu memasak, saya selalu bertanya kegunaan kunyit untuk apa, kegunaan bawang untuk apa, kegunaan lengkuas untuk apa, serta bumbu dapur lainnya. saya pun diperkenankan untuk mencicipi setiap bumbu dapur tersebut agar mengetahui rasa mentahnya. Informasi kegunaan bumbu dapur tersebut pun sering saya tanya ke nenek, juga ke sodara-sodara yang lain. Terkadang saat mencicipi satu jenis makanan, saya akan bertanya, "ini bumbu nya apa saja?" pertanyaan ini saya lontarkan ke siapapun yang berada terdekat dengan saya.
Terkadang mereka asal menyebut bumbunya. kadangkala, ada orang-orang yang berbaik hati mau berbagi resep rahasia keluarganya.
Masakan pertama yang membuat saya tertarik adalah RENDANG. jangan tanya apakah saya langsung mempraktikkan membuat rendang ini. ketertarikan dengan masakan rendang adalah ketika saya mendapat oleh-oleh dari kawan kuliah, angkatan 34 Landscape IPB. ketika mendapat resep rahasianya pun, saya tidak langsung mempraktikkan, karena saat kuliah pun saya belum diijinkan untuk memasak sendiri.
Bulan Desember 2006 saya menikah. Perubahan besar pun terjadi. Dapur menjadi daerah kekuasaan saya. tugas saya di dapur tidak hanya mencuci piring dan mencuci peralatan masak lagi. Saya harus bisa memasak. apalagi suami saya lebih suka makan di rumah, tidak suka jajan. kalo pun jajanan, lebih suka jajanannya dibuat sendiri. makanannya pun tidak mau sama, harus variatif.
Tantangan inilah yang membuat insting memasak saya muncul kembali. saya bebas bereksperimen mencoba segala macam makanan, termasuk makanan Jawa, Padang, Sunda, Bali, Manado, Mandarin, Itali, Barat.... Yeah, terkadang terbentur dengan bahan bakunya yang terbatas di supermarket. Tapi saya tidak pernah berhenti belajar.
Saat tertarik dengan satu jenis makanan ketika makan di restoran atau kafe, saya akan berusaha mengeksplor bumbu yang sedang saya makan. Tak lama kemudian saya akan mencoba nya di rumah sembari membuktikan apakah dugaan lidah saya benar atau kurang tepat.
I taste. I feel. I cook. :)
Comments
Post a Comment