Visi seorang Ibu terhadap anaknya
Setelah mengalami diskusi bertahun-tahun dengan mamah (mertua), akhirnya mamah -termasuk aku- bahwa anak harus diarahkan sedari kecil akan menjadi apa. Cita-cita mereka terbentuk dari lingkungan, mimpi dan harapan orang tua.
Mungkin inilah mendasari saya (sebagai orang tua muda) bahwa saya harus memiliki visi terhadap anak-anakku kelak.
Termasuk Rizqu (lahir: 26 November 2009). Kini umurnya 3 tahun 2 bulan. kemampuannya melebihi seusianya dalam calistung. Di umurnya sekarang, sudah bisa menulis 1 - 100, bahkan hingga 1000 pun bisa. sudah bisa menulis huruf A - Z, sudah bisa menulis namanya sendiri, nama-nama orang serumah, nama-nama kartun yang menjadi kesukaan untuk menjadi keyword di laptop...bahkan sudah bisa berhitung 1 + 1 = 2 hingga 1 + 20 = 21. Menggambar shapes, pohon, orang pun bisa. Termasuk membaca Hijaiyah.
Kemampuan men-disain dari sejak dini sudah terlihat.
Apa saya harus cepat-cepat memasukkannya ke Sekolah? awalnya tergiur untuk IYA. Bayar Playgroup sangat mahal loh...TK pun sama, mahal. dan kalo cepat-cepat saya masukkan ke sekolah, pasti Rizqu akan cepat bosan. teman-temannya belum bisa, dia sudah banyak bisa. dan pasti tidak akan diperhatikan terlalu jauh oleh gurunya, karena sudah dianggap bisa.
Lantas saya terpikir lagi dengan harapan dan keinginan saya saat Rizqu masih di dalam kandungan. Saya sangat menginginkan Rizqu menjadi orang yang berguna bagi orang banyak. ada dua pilihan, menjadi seorang Arsitek atau menjadi seorang Dokter.
Iya, Dokter spesialis penyakit dalam (internist). Bisa menolong orang-orang tua yang sudah berumur, bisa menolong keluarga yang kurang mampu, bisa menolong orang-orang yang terkena musibah...pekerjaan mulia yang bisa menambah panjang umur orang-orang.
Dan mungkin tema inilah yang akan saya usung dalam 1 tahun ini, memperkenalkannya dunia kedokteran, dimulai dari hal-hal sederhana...dari games operasi dokter, dari alat mainan kedokteran, dari kata-kata yang saya bisikkan sebelum dia tidur...I wish.
Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi orang banyak, kan? Semoga Rizqu demikian, tidak hanya menjadi orang pintar saja, tapi juga sebagai orang yang beruntung. Amin.
I love you much myson!
Mungkin inilah mendasari saya (sebagai orang tua muda) bahwa saya harus memiliki visi terhadap anak-anakku kelak.
Termasuk Rizqu (lahir: 26 November 2009). Kini umurnya 3 tahun 2 bulan. kemampuannya melebihi seusianya dalam calistung. Di umurnya sekarang, sudah bisa menulis 1 - 100, bahkan hingga 1000 pun bisa. sudah bisa menulis huruf A - Z, sudah bisa menulis namanya sendiri, nama-nama orang serumah, nama-nama kartun yang menjadi kesukaan untuk menjadi keyword di laptop...bahkan sudah bisa berhitung 1 + 1 = 2 hingga 1 + 20 = 21. Menggambar shapes, pohon, orang pun bisa. Termasuk membaca Hijaiyah.
Kemampuan men-disain dari sejak dini sudah terlihat.
Apa saya harus cepat-cepat memasukkannya ke Sekolah? awalnya tergiur untuk IYA. Bayar Playgroup sangat mahal loh...TK pun sama, mahal. dan kalo cepat-cepat saya masukkan ke sekolah, pasti Rizqu akan cepat bosan. teman-temannya belum bisa, dia sudah banyak bisa. dan pasti tidak akan diperhatikan terlalu jauh oleh gurunya, karena sudah dianggap bisa.
Lantas saya terpikir lagi dengan harapan dan keinginan saya saat Rizqu masih di dalam kandungan. Saya sangat menginginkan Rizqu menjadi orang yang berguna bagi orang banyak. ada dua pilihan, menjadi seorang Arsitek atau menjadi seorang Dokter.
Iya, Dokter spesialis penyakit dalam (internist). Bisa menolong orang-orang tua yang sudah berumur, bisa menolong keluarga yang kurang mampu, bisa menolong orang-orang yang terkena musibah...pekerjaan mulia yang bisa menambah panjang umur orang-orang.
Dan mungkin tema inilah yang akan saya usung dalam 1 tahun ini, memperkenalkannya dunia kedokteran, dimulai dari hal-hal sederhana...dari games operasi dokter, dari alat mainan kedokteran, dari kata-kata yang saya bisikkan sebelum dia tidur...I wish.
Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang berguna bagi orang banyak, kan? Semoga Rizqu demikian, tidak hanya menjadi orang pintar saja, tapi juga sebagai orang yang beruntung. Amin.
I love you much myson!
Comments
Post a Comment